buka semangat baru

Selasa, 13 Desember 2011

hubungan daging dengan global warming


 MENYEIMBANGKAN KONSUMSI DAGING
CARA SEDERHANA MEMINIMALKAN DAMPAK GLOBAL WARMING

            Belakangan ini dunia dihebohkan dengan isu hangat global warming (pemanasan Global ). Bergulirnya isu tersebut membuat orang di dunia panic dan berbondong – bondong memperbaiki gaya hidup. Bahkan telah dilaksanakan KTT di Bali beberapa waktu lalu khusus membahas masalah global warming ini.sebenarnya, global warming ini bukanlah berita yang baru karena bumi telah mengalami kenaikan suhu sejak puluhan hingga ratusan tahun lalu. Hanya saja akhir – akhir ini global warming memberikan dampak yang luar biasa terhadap bumi.
            Global warming itu sendiri adalah proses peningkatan suhu rata – rata atmosfer (troposfer ), daratan bumi, dan laut. Berbicara tentang peningkatan suhu ternyata suhu rata – rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0,74 ± 0,18 0 C ( 1,33 ± 0,32 0 F ) selama seratus ( 100 ) tahun terakhir.bahkan sejumlah ahli di dunia memprediksi lapisan es abadi di kutub utara mungkin hilang sama sekali tahun ini.
            Mungkin benar kalau ada yang menyebutkan dari A kembali ke A. Anda pernah dengar dengan perkiraan para ahli fisika dan geologi yang menyatakan bumi awalnya hanya berupa bola gas panas yang berputar pada porosnya. Bola itu secara berangsur – angsur menjadi padat bersamaan dengan semakin menurunnya suhu bumi. Dan sekarang suhu bola itu berangsur – angsur meningkat kembali dan terjadilah global warming.
            Dari tadi kita membahas masalah peningkatan suhu global warming, prediksi para ahli berkenaan dengan isu global warming. “Sekarang tahukah anda bagaimana  global warming bisa terjadi ?” Global warming dimulai dari sinar matahari sampai ke bumi  setelah sebelumnya melalui penyerapan berbagai sinar di atmosfer lalu sebagian radiasi tersebut dipantulkan dan diserap oleh bumi.  Radiasi tersebut  diserap dan dipantulkan lagi oleh bumi sebagai inframerah yang bergelombang panjang, sinar inframerah tersebut lalu ke luar angkasa melalui atmosfer. Tapi saat sampai di atmosfer sinar – sinar itu diserap oleh gas rumah kaca ( CO2 ) , (CH4), (N4O) yang menjadi perisai keluarnya sinar inframerah itu ke luar angkasa sehingga bumi semakin panas karena sinar inframerah tertangkap di troposfer dan terjadi peningkatan suhu di bumi dan lapisan troposfer. 
            Menurut Intergovernment  Panel on Climate Change ( IPCC ) bahwa sebagaian besar peningkatan suhu rata – rata global kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya gas – gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca. Adapun aktivitas manusia yang menyebabkan global warming adalah penebangan liar, pembakaran hutan, penggunaan kendaraan bermotor, penggunaan kulkas, minyak wangi yang mengandung CFC dan lain- lain.
            Pemanasan global ini telah menyebabkan perubahan – perubahan yang signifikan bagi bumi seperti naiknya permukaan laut yang menyebabkan banyak pulau – pulau kecil tenggelam sedikitnya ada 41 pulau kecil yang tersebar di kepulauan RI telah tenggelam, meningkatnya intensitas fenomena cuaca ekstrim ,hasil pertanian yang semakin berkurang, punahnya  berbagai jenis hewan.
            Salah satu penyebab terjadinya global warming adalah pola hidup yang tidak sehat. Pola hidup yang tidak sehat adalah terjadinya keseimbangan antara bekerja atau belajar, makan, tidur, dan olahraga. Dalam segi makan misalnya, kita harus menyeimbangkan antara daging dan sayuran. Tetapi tidak bisa kita pungkiri tersedianya fastfood,seafood,junkfood yang banyak mengandung mempengaruhi pola hidup kita menjadi lebih buruk.selain tidak baik untuk kesehatan ternyata dengan berpola hidup tidak sehat dengan mengonsumsi fastfood,seafood dan junkfood yang mengandung daging kita pun turut andil dalam menyumbang emisi gas rumah kaca yang berujung global warming. Karena daging itulah penyebab utama terjadinya Global Warming. Anda mungkin penasaran bagaimana industri yang selama ini dikenal positif dalam mengurangi jumlah penyakit gizi buruk malah memberikan dampak begitu besar terhadap pemanasan global. Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB ( FAO ), Industry peternakan menyumbang 18 % gas rumah kaca jauh lebih besar dari sumbangan gas rumah kaca dari seluruh transportasi di dunia yang hanya 13,5 %. diperkiraan 70% bekas hutan di Amazon telah dialihfungsikan jadi lahan ternak. Setiap tahunnya penebangan hutan untuk pembukaan lahan peternakan berkontribusi emisi 2,4 miliar ton CO2 termasuk di sini lahan yang diubah untuk merumput ternak, lahan yang diubah untuk menanam kacang kedelai sebagai makanan ternak, atau pembukaan hutan untuk lahan peternakan.  Perlu anda ketahui setidaknya 80 % panen kacang kedelai dan 50 % panen jagung di dunia digunakan sebagai makanan ternak. Karbon yang terlepas dari padang rumput karena terkikis menjadi gurun menyumbang 100 juta ton CO2 per tahun.  Perubahan tanah yang berhubungan dengan peternakan menambah 2,4 triliun ton CO2 ke udara setiap tahun, emisi karbon dari pembuatan pakan ternaka dalam hal penggunaan bahan bakar fosil dan pembuatan pupuk menyumbang 41 juta ton CO2 setiap tahun.
            Selain itu, penggunaan bahan bakar fosil di peternakan menyumbang 90 huta ton CO2 per tahun ( misalnya diesel atau LPG ). Dari sistem pencernaan hewan seperti metana yang dilepaskan dalam proses pencernaan hewan dapat mencapai 86 juta ton per tahun, metana yang terlepas dari pupuk  kotoran hewan dapat mencapai 18 juta ton per tahunnya dan emisi karbon dan pengangkutan daging hewan ternak ke konsumen dapat mencapai 0,8 juta per tahun, emisi CO2 dari pengolahan daging dapat mencapai puluhan juta ton per tahun.
            Dari uraian di atas, kita bisa melihat betapa besarnya sumbangan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari tiap komponen sektor peternakan melebihi sumbangan emisi gas rumah kaca dari kendaraan bermotor di dunia. Sungguh ironis memang selama ini kita mengonsumsi daging tanpa beban. Kita tidak tahu dengan mengonsumsi daging kita sudah turut andil dalam meningkatkan suhu global. Sebenarnya, anak – anak Indonesia sangat membutuhkan asupan protein dari daging untuk menjadi sumber daya manusia yang baik yang dapat mengolah sumber daya alam yang  baik pula. Sumber daya alam inilah yang harus kita jaga demi menjaga anak – anak Indonesia.
            Mulai hari ini marilah kita bersama – sama melakukan hal yang sangat sederhana yaitu mengurangi konsumsi daging demi mengurangi dampak global warming. Kita pun harus rela meluangkan satu hari dalam seminggu, hidup tanpa asupan yang mengandung daging. Lebih total lagi apabila kita bisa menerapkan pola hidup sebagai vegetarian. Kita tidak bebas memilih ketika pilihan itu nyata mengancam keberlangsungan hidup setiap makhluk di muka bumi ini.
            Kepada pengusaha peternakan agar dapat memikirkan upaya untuk mengurangi dampak global warming.   Seperti memanfaatkan kotoran sapi menjadi pupuk organik ,mengubah pakan ternak biasa dengan menu baru contohnya bukil kulit nanas, bukil sawit, bukil kopra, kulit poki, dedak ongop, tetes tebu dan lain – lain.]
            Kepada pemerintah dan LSM agar dapat mensosialisasikan masalah yang menjadi penyebab nomor satu terjadinya global warming ini  kepada masyarakat luas. Agar masyarakat dapat mengetahui dan ikut andil mengurangi dampak  global warming yang semakin mengancam bumi kita.

3 komentar: